Ragam Alat Musik Tradisional Petik

Image by Irom Book, redesign by djuned.com

Keanekaragaman seni budaya Nusantara, yang mencakup berbagai alat musik tradisional, merupakan kekayaan luar biasa yang harus kita jaga untuk kelestariannya. Minimal yang dapat kita lakukan adalah mengetahui nama, bentuk, dan wilayah di mana alat musik tersebut berkembang.

Alat musik tradisional Indonesia ada yang berupa alat musik asli dari daerah di Indonesia, dan ada juga yang merupakan hasil enkulturasi, modifikasi, dan pengembangan dari alat musik dari budaya lain.

Halaman ini akan membahas beberapa contoh jenis alat musik tradisional dawai atau kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik, antara lain sebagai berikut:

1. Kacapi

Kacapi merupakan alat musik kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Kacapi biasanya dimainkan sebagai alat musik utama dalam kesenian masyarakat Sunda seperti Tembang Sunda, Mamaos Cianjuran, kawih, dan kacapi suling.

Berdasarkan bentuknya, kacapi terdiri dari Kacapi Perahu dan Kacapi Siter:

Bentuk Kacapi Perahu

Bentuk Kacapi Siter


Berdasarkan fungsinya terdiri dari Kacapi indung dan Kacapi Rincik

Kacapi indung mempunyai 18 sampai 20 senar berfungsi memimpin musik dengan cara memberikan intro, bridges, dan interlude, juga menentukan tempo. Sementara Kacapi rincik yang jumlah senarnya adalah 15 senar berfungsi memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antar nada dengan frekuensi-frekuensi tinggi, khususnya dalam lagu-lagu yang bermetrum tetap seperti dalam kacapi suling atau Sekar Panambih.

2. Celempung Siter

Celempung Jawa atau Celempung Siter adalah alat musik kordofon petik di dalam gamelan Jawa yang memiliki 11 dan 13 pasang senar.


Alat musik Celempung dimainkan sebagai alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen melodis yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan), serta dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat)..

3. Sape (Sampe)

Sape atau Sampe atau disebut juga Sampek, Sampeh, Sapeh adalah alat musik kordofon petik yang berasal dari Kalimantan. Terbuat dari kayu Adau yang dihiasi dengan ukiran khas suku Dayak dan mempunyai senar mulai dari 2 sampai dengan 6 senar.


Dalam komposisi musik, alat musik Sape berfungsi sebagai alat musik melodis.

4. Sasando (Sasandu)

Sasando atau Sasandu adalah alat musik kordofon petik yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Mempunyai njumlah senar sebanyak 7-10 senar, 24-28 senara, dan 32-48 senar.


Dalam komposisi musik, alat musik Sasandu atau Sasando berfungsi sebagai alat musik melodis.

5. Gambus Riau

Gambus Selodang atau Gambus Riau atau Gambus Melayu adalah alat musik kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik berasal dari kabupaten Siak, Provinsi Riau. Terbuat dari kayu nangka dan cempedak dengan jumlah senar antara 7 (tujuh) sampai dengan 12 (dua belas) senar.


Dalam komposisi musik, alat musik Gambus berfungsi sebagai alat musik melodis.

6. Hasapi (Kecapi Batak)

Hasapi atau juga disebut Kecapi Batak adalah alat musik kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik berasal dari Batak Toba, Sumatera Utara. Terbuat dari kayu jihor atau kayu nangka dengan jumlah senar sebanyak 2 (dua) buah senar.


Alat musik Hasapi terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Hasapi Ende dan Hasapi Doal. Dalam komposisi musik, Hasapi Ende berfungsi sebagai alat musik melodis, dan Hasapi Doal berfungsi sebagai alat musik ritmis.

Selain alat musik di atas, masih banyak lagi alat musik tradisional lainnya yang termasuk dalam klasifikasi alat musik kordofon yang dimainkan dengan cara dipetik.
Bagi pembaca yang ingin memberikan tambahan maupun koreksi sehubungan dengan artikel Ragam Alat Musik Tradisional Kordofon Petik silahkan menulis di kolom komentar.
Semoga bermanfaat dan terima kasih.
Comments